Menggulir teleponku, segalanya tentangmu terasa seperti api yang membara,
Aku tak bisa menyentuhnya, jadi aku hanya cepat-cepat melewatinya.
Namamu terbaring diam di kontakku,
Tapi aku tak pernah menghubungimu, tidak, aku tak pernah menghubungimu.
Aku ingin berkelana di dunia, tapi aku tak bisa jauh dari rumah,
Menggulir teleponku, melihat keindahan dunia.
Warna fajar, hujan berkabut,
Puncak gunung seperti surga, kelopak di tepi sungai.
[breaking with angle softly sound]
Di sinilah aku, masih di mejaku,
Dengan secangkir kopi yang mulai dingin.
Kadang-kadang aku lupa di mana aku sebenarnya,
Apakah di dunia di layarku, atau malam sepi lainnya dalam kegelapan?
Aku ingin berkelana di dunia, tapi aku tak bisa jauh dari rumah,
Menggulir teleponku, melihat keindahan dunia.
Warna fajar, hujan berkabut,
Puncak gunung seperti surga, kelopak di tepi sungai.
Mimpi dalam layar, kesepian dalam kenyataan,
Dalam kegelapan malam, siapa yang akan menemukanku?
Kopi dingin, api kenangan,
Nama-nama yang diam, gambar-gambar di hatiku.
[breaking with the slowly whistling]
Aku ingin berkelana di dunia, tapi aku tak bisa jauh dari rumah,
Menggulir teleponku, melihat keindahan dunia.
Warna fajar, hujan berkabut,
Puncak gunung seperti surga, kelopak di tepi sungai.
Menggulir teleponku, segalanya tentangmu terasa seperti api yang membara,
Aku tak bisa menyentuhnya, jadi aku hanya cepat-cepat melewatinya.
Namamu terbaring diam di kontakku,
Tapi aku tak pernah menghubungimu, tidak, aku tak pernah menghubungimu.